Rabu, 04 November 2015

KARAM



" aku mencoba tetap berjalan setalah nahkoda ku sudah lagi tak sejalan dengan ku dan berbalik arah meninggalkan ku, aku tak boleh terus menerus memperburuk keadaan ku.. Aku harus tetap berjalan walau tanpa nahkoda ku.. Yah aku mengemudikan sendiri kapal ini yang sudah berjalan sejauh ini hingga suatu saat berhenti dihaluan yang akan di ridhoi oleh sang ilahi. Berat memang, namun aku tak boleh lemah.. Mencoba mencari pegangan hidup ku yang sesungguh nya, aku masih punya kedua orang tua ku, sahabat sahabat ku dan yang paling penting aku masih memiliki tuhan yang meneluk ku dari keterpurukan ku saat ini. Aku kembali berjalan menyusuri setiap aliran air yang mengalir samudra begitu luas ombak begitu datang tiba tiba apapun yang terjadi aku harus siap menghadapinya. 

Rasa nya dikecewakan itu pedih, saat aku menganggap semua yang sudah ku jalani ini benar, tak akan berahir dan percaya diri kalau suatu saat nanti aku dan nahkoda ku hidup bersama, tak ku sangka sifatnya yang tenang seketika berubah seperti badai di tengah lautan yang seketika datang dan menghancurkan semua kapal kapal dan karang. 
Karang yang keras itu hancur seketika badai malam ini begitu dasyat mengguncang nya. 

Kemana lagi harus ku sandarkan kapal ini... 
Nahkoda ku sudah tak lagi disini
Dia yang dulu selalu ku banggakan kini sudah tak lagi peduli dengan ku..
Kapal ku mulai goyah akan kah karam dan berakhir hancur.. 

Sekuat tenaga aku mulai mengemudikan kapal ku, kemana pun nanti dia akan berlabuh aku harap aku akan dapat kan pengganti nahkoda yang baik dan di ridoi oleh allah. Amin.