Dia adalah
seorang pria yang berdiri di baris demontrasi.. seorang aktifis muda yang
berkecimpung di dunia politik, aku
mengaguminya pemuda yang sedikit keras kepala hidup dalam prinsip keluarganya..
singkat tahun aku mengenal sosoknya, ferdias....
Terkadang aku
membencinya namun aku takbisa menjabarkan nya kenapa aku membenci nya, banyak
cerita diantara kita berdua, hanya aku dan dia yang tahu... aku sempat memiliki
rasa yang tak biasa kepadnya mungkin aku jatuh cinta namun itu, selang beberapa
pekan cintu ku runtuh tak tersisa dia telah memilih seseorang yang sudah
berhasil membuatku ccemburu kala itu dan mungkin sampai sekarang. sudahlah ini
hanya sepenggal cerita ku, tengah malam saat kita mengobrol dia mengirimkan aku
beberapa rekaman, awal nya aku bertanya tanya rekaman apa ini, dia hanya
menjawab bukan apa apa ! hanya rekaman usang. Satu, dua tiga kali dia mengirim
rekaman itu pada ku, menarik aku ingin mendengar seutuhnya lalu aku mulai
mendengarkan satu persatu waktu itu imajinasi ku mulai bermain dalam goret pena
aku melukis gunung semeru mandalawangi.... yang sama sekali tak pernah aku
lihat , sama sekali tak pernah mengenal gunung itu... aku merasakan aku berdiri
ditempat itu merasakan udara yang dinginya merasuk ke tubuh ku, indah sunyi
damai.... dalam rekaman itu seperti ini
bunyinya...
“ Sampaikanlah
pada ibu ku, aku pulang terlambat waktu ku akan menaklukan malam dengan jalan pikiran
ku, sampaikanlah pada bapak ku, aku mencari jalan atas semua keresahan
keresahan ini .... kegelisahan manusia.... tak pernah berhenti berjuang pecah
teka teki malam tak pernah berhenti berjuang pecah teka teki keadilan....
berbagi waktu dengan alam kau akan
tahu siapa dirimu yang sebenarnya... hakikah
manusia...
Lalu yang
kedua rekaman itu berbunyi seperti ini....
“ Ada orang
yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah. Ada orang yang menghabiskan
waktunya berjudi di miraza tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayang
ku.. bicara bicara tentang anjing – anjing kita yang nakal dan lucu.. atau
tentang bunga – bunga yang manis di lembah mendala wangi.. ada serdadu serdadu
amerika yang mati kena bom di danang, ada bayi – bayi yang mati lapar di biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku.. setelah kita bosan hidup dan
bertanya-tanya . tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu, mari.....
sini sayangku, kalian yang pernah mestra
, yang pernah baik dan simpati padaku tegakkalah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa –apa , kita takkan pernah kehilangan apa – apa.”
Aku menyukai
semua rekaman inii, lalu dia pun mulai bercerita padaku.. rekaman itu
menceritakan soe hok gie “CATATAN SEORANG DEMONSTRAN” mahasiswa
sastra UI yang meninggal di semeru, di mandalawangi.. dia tokoh demonstran yang
intelektual, pada saat era soekarno dan soeharto tahun 48 hingga 65. Dia tokoh
yang jujur dan terkenal ke idealisnya.
Hari ini kamu
tahu... ini hari ulang tahun ku, 27 Januari, keinginanku mendaki ke semeru..
persis seperti gie dulu saat dia akan merayakan nya di atas gunung semeru di
mandalawangi yang akhirnya dia menghembuskan nafas terahirnya disana...
kisahnya persis dengan ku sekarang apa yang ku alami sekarang itu sama dengan
apa yang beliau alami.... aku ingin menjadi orang tertinggi di pulau jawa
karena sosok gie, membuat aku sadar menemukan jati diriku, untuk meninggalkan
dunia yang hedonis ini. ferdias sangat mengagumi sosok SOE HOK GIE. Dan aku sangat
mengagumi sosok ferdias J