Putus !
Telinga ku tak asing lagi mendengar kata itu, seperti
mengais sampah buang lalu kau pungut kembali.. yang terbaik untuk ku itu kamu..
walau kau terlampau berkilauan luka, usai kasih ku, usai bahagia ku, usai suka
duka usai sudah.
Jangan biarkan aku muak dengan sifat mu..
Jangan biarkan aku mencari cinta setelah kamu.. mungkin tak
akan ku temukan selain kamu yang bisa membuatku tertawa menangis..
Mungkin akan terasa lebih getir pahit bila ku menemukan
seseorang sesudah kau...
Kekasih ku..
Rintik gerimis membasahi pipiku melewati malam yang terang
seindah bulan purnama..
Dia tak mengerti cinta..
Dia tak mengerti prasaan..
Yang dia punya ego yang memendam perasaan nya, bisikan pada
ku jika ini hanya pura – pura triakan pada ku bahwa kau masih membutuhkan aku..
Kekasih ku.. bunyi jangtung ku masih sama detak detik debar
desir... ketika bersinggungan dengan kehidupan mu hubungan kita yang kini tergantung
angin emosi mu...
Ini hanya sebuah pilihan .. tetap bersama ku atau kau pergi
dan meninggalkan luka untuk ku.. indah nya cinta kita itu bagai layang – layang
sayang... aku ingin menyumpal mulut mu.. biar tak ada lagi kata putus yang kau
ucapkan untuk ku ketika emosi mu tak tertahankan... aku ingin menyekek mu bila
ini terus terjadi aku ingin membunuhmu.. mungkin agar tak ada lagi kata – kata
itu yang keluar dari mulut mu..
Kekasih... jika kau mau teruslah
seperti itu, karena suatu saat nanti akan ada saat dimana aku benar – benar
telah merasa lelah hingga aku benar – benar tidak lagi menegurmu.. hingga aku
benar – benar tak mendesak mu.. bahkan benar – benar tak mengingat mu !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar