Jumat, 08 Mei 2015

Buta ku karena cinta part 2

"Dear klarisa kekasih ku..."
Sayang.. Jika esok kau baca surat ini jangan menangis, aku ingin kamu tetap tersenyum, sudah cukup banyak tangis yang kau keluarkan klarisa.. Aku tak mau menambah kesedihan yang kau rasa lagi setelah semua kau ketahui tentang aku.
Sayang... Maaf bukan aku tak bertanggung jawab atas semuanya, tapi kau akan tau alasan aku menghilang dari hidup mu, jika nanti semua berubah tak lagi sama.. Kau tak lagi
 dengan ku.. Jangan tangisi aku lagi sayang, sampai kapanpum cinta dan sayang ku itu, hanya untuk mu sampai aku pergi setelah melewati perjuangan ini... Klarisa tumbuhlah menjadi wanita yang kuat untuk ku, aku tak menginginkan kamu menangisi kepergian ku nanti, love you sayang aku mencintai mu selalu....

Setelah menulis surat untuk klarisa, darah bercucuran keluar dari hidung ariyo, lagi lagi kondisi ariyo melemah.. Dia tampak pucat, ketika bangun dan akan berjalan menutup pintu kamar pandangan semua samar. Dia sempoyongan dan tiba tiba gubraaaak dia tak sadarkan diri..
Saat ibunya akan memanggil dia untuk meminum obat, ibu histeris meneriaki anaknya, yang pingsan dan bercucuran darah, ariyooooooooo..... Yooooo.... Banguuuun nak... Banguuuun tolooooooong...
Tak beberapa lama, ariyo dibawa ke rumah sakit, dia langsung di masukan ke icu, harapan tipis kata dokter dia lagi lagi tak sadarkan diri atau koma.. Ibu membaca surat yang sedari tadi di genggam ariyo, ternyata ini surat untuk klarisa.. Ariyo sudah mendiskusikan soal pendonoran kornea matanya untuk klarisa saat dirinya meninggal nanti, pihak keluarga menyetujui nya, karena klarisa seperti ini semata mata salah anaknya.

Ibu..... Iah, klarisa
Kok rian, ga pernah datang lagi yah bu sekarang... Kenapa klarisa merindukan dia yah bu sekarang...
Ibu nya hanya diam memandang klarisa..
Ibu... Kok diem, emmm.. Mungkin rian, sedang ada urusan makanya dia tidak kesini.
Malam harinya..
Tok..tok..tokk..
Iah sebentar, ibu berlari membuka pintu, wanita paruh baya itu adalah ibu ariyo, boleh saya masuk, oh iah silahkan, ada perlu apa yah ibu...
Saya ibu dari ariyo, klarisa ada ?
Aku ingin bertemu dengan dia.. Aku ingin sekali memeluk anak itu.. Klarisa sedang tidak ada bu, dia sedang kontrol ke rumah sakit, ibu.. Maaf aku boleh tau dimana lagi keberadaan ariyo sekarang, ariyo... Sekarang sedang berada di Rs. Bu, kenapa dia?
Sebenarnya ariyo sedang berjuang mempertahankan hidupnya... Maksud ibu? Maaf sebelumnya, saya baru kesini, saya tau cerita klarisa seperti apa.. Ariyo pergi meninggalkan klarisa bukan karna dia marah, atau ingin meninggalkan klarisa dalam situasi ini, anak saya sedang menjalani pengobatan kangker otak yg di deritanya semenjak 2tahun ini, dan dokter sudah memfonis kl kangkernya itu sudah stadium akhir.. Ariyo koma berbulan bulan di rmh sakit, setelah dia melewati kemoterapi yang terahir.. Namun tuhan masih memberikan kesempatan hidup untuk ariyo.. Maaf ibu, jika kami baru sekarang menjelaskan dan mberitahu alasan ariyo menghilang, ini semua ariyo yang minta, dia tidak mau satu orang pun tau kecuali keluarganya sendiri, aku kesini ingin menjemput klarisa temani ariyo di saat komanya..
Ibu ariyo berlinangan air mata menceritakan kondisi anak nya tanpa henti, air mata itu terus menerus menetes.

Keesokan harinya, ibu ariyo menyambangi kembali kediaman klarisa, dia menjemput klarisa dan ibunya menuju rumah sakit,
Sayang... Iah bu, rian sedang sakit sekarang, kamu temui dia yah.. Beri semangat untuk rian agar dia cepat sadar..
Rian adalah nama samaran ariyo saat dia bersama klarisa.
Sesampainya di kamar ICU, klarisa di tuntun duduk disamping ariyo..
Nak.. Ini tangan ar.. Ar ? Siapa bu mksd ibu rian nak, oh.. Iah bicaralah, apapun yg mengganjal dihatimu sekarang apa yang kamu rasakan sekarang ungkapkan sayang.. Di dalam ruangan ada ibu ariyo dan ibu klarisa..
Rian.... Aku ada disini.. Disamping kamu, kamu sakit apa ? Kenapa sampe tak sadarkan diri seperti ini, klarisa kangen main sama kamu.. Klarisa mau terus ditemenin rian, rian janji kan inget ga pas pertama kali kita ketemu di taman, aku pikir kamu itu laki laki yg selama ini aku tunggu rian, maaf yah aku udah lancang peluk kamu.. Kamu ini sosok yang buat aku ga bisa lupa sama seseorang.. Seseorang yang selalu aku tunggu, seseorang yang sangat aku sayangi. Riaan.. Klarisa tak bisa membendung tangisnya dia memeluk tubuh ariyo yang berbaring tak bergerak, ariyoooo... Semua terngangah saat klarisa tiba tiba menyubut nama ariyo, aku sangaaat merindukan mu.. Sangaaaaat...
Ibu ariyo tak bisa menyembunyikan kesedihan ini mereka ikut menangis.. Ariyo akhirnya merespon dia mengeluarkan air matanya.. Namun anggota badanya sama sekali tak bergerak, hanya air matanya saja yang menetes.

Paginya..
Kondisi ariyo semakin drop, keluarga sudah di kumpulkan, harapan semakin menipis.. Hanya doa dan doa yang bisa kita lakukan dan kekuasaan yang maha kuasa, dokter sudah tidak bisa bicara apa apa. Menjelang sore.. Sekitar jam 15:00, dokter kembali berdatangan ke kamar ariyo detak jantung nya kian melemah.. Beberapa obat sudah di suntikan namun sudah tak ada reaksi... Dan akhirnya menjelang magrib nyawa ariyo sudah tidak bisa di tolong dia kini sudah di panggil oleh sang maha kuasa..
Semua histeris mendengar kabar jika ariyo telah tiada..
Nak... Iah ibu, ada apa ? Rian...
Kenapa dengan rian bu? Rian sudah di panggil sang ilahi nak.. Ibu becanda ? Hahaha masih pagi lo bu.. Nak ibu tak bercanda, tadi ibu rian telpon memberi tahu bahwa ariyo.. Apa ?! Ariyo ?? Emms maksud ibu rian nak..
" Tuhan.. Kenapa sesesak ini mendengar berita itu, ada hal yang begitu beraat aneh kenapa... Aku baru mengenalnya namun hati ini begitu dekat, siapa dia sebenarnya.. Belum sempat aku melihatnya, kamu orang yang begitu aku tunggu... Kini sudah pergi lagi."
Selang sebulan setelah kepergian ariyo, klarisa segera di operasi kornea mata, pihak kedua keluarga hadir semua cemas... Bukan cemas menunggu operasinya, mereka takut klarisa shok lagi ketika dia tau semuanya. Operasi berjalan lancar.. Tak ada hambatan apa apa, sore ini perban di mata klarisa bisa langsung di lepas.. Perlahan perban itu di lepas, semua mata tertuju kepada klarisa, silahkan buka matanya ujar dokter, perlahan klarisa membuka matanya, dia diam tak ada respon menghawatirkan semua keluarga yang ada di dalam.. Kemudian dia meneteskan air mata... Dan mulai melirik ibu, ibu.. Aku bisa melihat mu lagi, semua sudah bernafas lega akhirnya operasi itu berhasil. Aku ingin melihat makan rian bu.. Semua tertegun, sayang nanti yah kamu baru saja operasi, kl dokter sudah membolehkan kamu pulang kita ke pemakaman.
Akhirnya dokter sudah menyarankan klarisa pulang.. Ibu, dari sini kita ke pemakaman rian yah.. Ibukan udah janji sama aku, ibu hanya membalasnya dengan senyum, sesampainya di pemakaman, klarisa mencari cari nama rian namun tak ada, ibu.. Kita tidak salah tempat? Ini nama yg di batu nisan bukan rian ? Tapi..... Perlahan dia menyebut nama Ariyo. Lalu ibunya menyodorkan surat yg ariyo tulis untuk klarisa, tak beberapa lama klarisa bersimpuh sambil menangis kaku.. Kenapaaaaaaaaaaaa !!!! Kalian begitu tega! Disisa hidupnya aku tak pernah diberi tahu bahwa rian adalah ariyo kalian tegaaaa heuheuwhwu... Sambil terus menangis dia memeluk batu nisan ariyo.. Sayang.. Aku tak mampu sendiri, aku tak mampu.. Kamu begitu sempurna untuk aku lupakan, nak.. Bangun sayang hapus air mata mu, kamu harus kuat biar ariyo tenang disana, harus ikhlas yah harus. Kamu tidak boleh terpuruk untuk kedua kalinya.
Akhirnya klarisa sudah mengikhlaskan kepergian ariyo, dia kembali menjalani kehidupan normal setelah semua bisa ia lewati, dan tak pernah lupa setiap pagi dia pergi ke pemakaman untuk mengganti bunga mawar merah kesukaan rian.
"Cinta sejati akan hadir sampai mati, terasa hingga sosoknya tiada.. Egois itu, menyimpan rasa sendirian, jujurlah apapun yang terjadi pada dirikita, anggap kekasihmu seperti sahabat ceritakan semua keluh kesahmu padanya biar tak ada kata salah paham" -tamat-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar