Sabtu, 10 Mei 2014

karina

Tampak tegar gadis belia itu mekewati harinya dengan penuh harap, agar semua
Kembali seperti sedia kala...
Hujan berderu membasahi tanah yang kini tercium aromanya.
 Angin kencang menembus jendela tua yang usang. Hingga berdiri buku kuduhnya,

Karina begitu malang nasibnya kehancuran orang tuanya membuat dia hidup lebih susah. Selalu menahan apa yang dia inginkan wajah mungilnya kini lusu tak ada keceriaan lagi yang terselip di balik senyum manis gigi gingsulnya, karina.... Yang dulu selalu diagungkan menjadi sorotan mata banyak orang dengan gaya hidupnya kini sudah tak ada lagi yang dipamerkan. Semua hartanya lenyap di seret hukum.. Kini hanya baju baju lusu yang dulu ia remehkan makan seadanya dan bukan lagi istana megah bahkan tak ada lagi jongos jongos pribadinya. Mobil pun ikut tiada, hilang sudah keceriaan yang selalu menghiasi wajah ayunya. Kini dia tinggal di rumah tua bekas rumah ibunya. Gadis belia itu kini menjadi tulang punggung keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar