Kamis, 07 Juni 2012

Sembunyi di Balik Punggung Mamah


Sembunyi di balik punggung MAMAH..
Saat aku di lahirkan ke dunia ini, aku di kodratkan menjadi seorang laki – laki ... terimakasih tuhan, berkat kehendak-Mu, aku bisa merasakan indah nya duniawi kau berikan aku keluarga yang amat sejahtera tak ada kata kurang sedikit pun.. ibu yang selalu ada di depan ku, yang setia menjaga dan merawat ku, dan seorang ayah yang selalu ada di belakang ku di saat aku terjatuh. Kedengaran nya aneh melihat posisi ayah dan ibu di keluarga ku, ibu menjadi yang terdepan sedangkan ayah hanya bersifat menjadi pendamping setia semata.. semua hidup ku bergantung pada ibu, apapun yang ku lakukan tak luput dari pandangan ibu.. mungkin dulu ketika aku masih kanak – kanak aku menikmati peran ku, menjadi anak yang selalu di manjakan oleh ibu nya... sebenar nya bukan ibu yang akusalahkan bukan pula ayah yang tak tegas menjadi seorang pemimpin dalam keluarga ku, namun lambat tahun semua keindahan  itu berubah menjadi kejenuhan dalam hidup ku, bertahun tahun sudah aku hidup dalam aturan ibu ku, ucapan nya perintah nya tak sedkitpun aku langgar... aku menjadi anak yang patuh terhadap orang tua mereka bilang seperti itu, tak pernah mereka dengar sedikir sajah tentang argumen yang aku berikan pada mereka, ibu orang yang pertama selalu menentang argumen ku, padahal hanya soal cinta.... dari sini mulai berontak hingga akhir yang tak tahu kapan keadilan ku dapat ! kata sabar tak juga kuat menampung semua kejenuhan ku, tak ada yang mengarti tentang kondisi batinia ku, aku tak seperti kebanyakan anak – anak yang lain menikmati cinta monyet yang bersemia di sekolah atau di sekeliling lingkungan nya.. ingin rasa hati aku langgar semua yang sudah di atur oleh ibu ku, namun tak kuat aku berjalan menyasar.. air mata dan rengekan ibu membuat hati ku lemah mengiba pada nya, ini mungkin takdir, hingga akhir nya usia ku sudah mencapai klimaks nya sekarang aku mulia tumbuh menggemaskan banyak perempuan – perempuan remaja yang menggoda pandangan ku,  ada niatan hati ini untuk memulai memberanikan diri mendekati perempuan yang sebaya dengan ku.. tapi aku takut akan ibu yang selalu mengawasi ku super ketat ! serasa menjadi tahanan aku selalu di mata – mata dimanapun aku berada, hingga akhir nya semua perempuan sungkan berteman dengan ku, tak ada kawan perempuan yang dekat dengan ku, semua hanya selintas saja tak ada kata sobat ! terkadang aku ingin barlari terus berlari meninggalkan semua yang ku punya dan kembali lembar baru yang sebelum nya belum pernah aku rasakan berpetualang dengan beberapa perempuan di luaran sana mungkin mengasikan hasrat ku, buru – buru ku tempis semua hayalan semu ku itu... seperti anak ayam yang belum bisa berjalan yah ini lah aku tuhan aku sebenar nya harus bersyukur atau tidak dengan kondisiku yang seperti ini.
Putar waktu di bulan lalu uhh... bukan yah kurang lebih sudah setahun yang lalu aku nekat membrnikan diri dekat dengan perempuan yang mungkin semu laki – laki mengidamkan nya dia cantik berkerudung dan sangat istimewa dalam pandangan ku... aku berhasil dekat dengan nya tanpa sepengetahuan ibu ku, dan sudah hampir dua bulan kita menjalin pertemanan yang tidak biasa mungkin ibu ku sudah mencurigai tingkah ku sejak lama, kemudia ibu mempertanyakan teman perempuan ku yang sangat istimewa itu.. awal nya aku tak ingin jujur namun ibu terus menerus mendorongku untuk jujur alhasil akupun membuka mulut ku lebar -  lebar semua aku ceritakan pada ibu dan ayah ku kala itu di teras rumah sembari meminum teh di sore hari, aku takut ibu marah aku takut mata nya keluar dari kelopak nya pokok nya sudah histeris dalan hati ku..... gemetar ! perlahan aku menceritakan nya semua, ibu diam tak memotong pembicaraan hanya suara tawa ayah ku saja yang cekikikan sepertinya meledek ku yang tak punya kejantanan. Lalu aku berhenti bercerita ibu tetap diam memandang wajah ku, aku tahu kala itu ibu pasti marah karna wajah nya yang putih kini berganti warna menjadi agak kemerahan seperti menahan emosi yah kurang lebih seperti itu... kemudian ku lirik ayah yang masih saja cekikikan menertawai ku, aku bentak beliau ayah ! lalu beliau terdiam melihat ku geram melihat nya.. malah mengelus rambut ku kemudian masuk ke dalam sambil membawa secangkir teh, lalu beliau mengatakan... janagn terlalu memaksakan kehendak mu kasian dia memnjadi korban perasaan, entah ayah bicara itu tertuju kepda siapa , aku atau ibu. Keheningan terjadi di teras rumah ku, ku nyalakan sebatang rokok, yah ibu ku sudah tahu kalau aku merokok, dan beliau tidak melarang ini, adil karena aku tidak cape-cape mengumpat saat ingin merokok, terimakasih bu...
Kemudian ibu mulai berpindah posisi duduk yang tadi nya berjauhan dengan ku, kini beliau mendekat dengan ku pas disamping ku tepat kemudian ia meraih kepalaku dan di sandarkan nya kepalaku di pundak nya sungguh nyaman tak ada yang bisa menggantikan ibu sewaktu begini ini lah ketenangan ku... aku memberanikan diri untuk memulai pertanyaan, ibu.. iah beliau menjawab dengan nada yang lembut tak terlihat seperti sedang emosi bahkan marah.. hemmm dengan mendengar suara ibu seperti itu aku menghela nafas lega ! apa ibu marah padaku karna aku melanggar aturan ibu ? tidak ! dengan tegas ibu menjawab pertanyaan ku.. terus kenapa sedari tadi ibu tidak merespon cerita ku, kalau ibu tidak marah kenapa ibu diam.. ibu tak menjawab pertanyaan ku kali ini, hanya tanganya yang tak henti nya membelai rambut keriting ku.. ibu aku tanya pada mu apa kamu marah ! aku terus menanyakan nya.. ibu ku malah tertwa menggelitik ku.. tidak sayang ibu mengecup kening ku, ayo kita masuk sudah mulai malam waktu nya kamu istirahat.. ibu ku malah mengalikan pembicaraan ini digandengnya tangan ku, lalu kami sama-sama masuk untuk istirahat.
Bulan – bulan ini aku tingal terpisah dengan ibu dan ayah ku, menjadi anak kosan membuat aku bahagia.. karena aku setidak nya bisa terbebas dari cengkraman ibu, tapi itu juga sebetul nya tak mudah. Ibu ku memasang mata-mata dimana-mana serasa anak presiden saja aku ini, yah... sudah lah lebih baik aku masih bisa menggoda perempuan perempuan sebaya ku, tanpa takut akan ibu.. kini aku masih berhubungan dengan perempuan yang aku ceritakan kepada ibu pekan kemarin hubungan kita sudah diketahui oleh ibu, ibu menyetujui aku dengan nya kata ibu dia baik sopan dan penampilan yang sangat santun karena dia seorang perempuan yang berjilbab.. aku lega karena tidak harus bermain petak umpet lagi, namun sedikit khawatir juga dengan kondisi seperti ini, kalau saja aku mengeluh dia menyakiti ku atau membuat ku kecewa ibu akan maju dan langsung menghadapinya, karena ibu tidak mau melihat aku tersakiti oleh perempuan mana pun. Buat ibu aku ini adalah hidup nya tak ada satu pun yang boleh menyakiti aku membuat aku kecewa kata ibu seperti itu.... namun ke adaan seperti nya tidak menyetujui hal ini, aku dan dia sekarang ada masalah kami berdua bertengkar tanpa ada sebab yang jelas, aku tak bercerita dengan ibu sama sekali tentang masalah ku dengan nya... yah... sudah ku bilang tadi ibu ku akan muncul seperti superhero.. dan aku masih punya hati, aku tidak mau melihat perempuan di marah marahi ibu ku hanya gara – gara permasalahan ku, bagai manapun aku mencintai perempuan itu dan aku tak tega melihat nya.. 

Cerita ini unik, seunik petikan gitar ku malam ini, yang senarnya melukai telunjuk ku.. Romantis sekali, aku tulis bait bait lagu bertemakan cinta, dengan sedikit sentuhan darah tetesan dari luka telunjuk tangan ku.. Terlihat lebih menawan.. Cinta ku tersandung mamah... Mamah, mamah. .mamah. . . Lirik yang kubuat ku persembahkan untuk mamah. . . Yang selalu salah memandang cinta anak muda, memang mamah orang yang sudah banyak memakan garam, namun tak seharusnya mematahkan semangat cinta anak'y hanya karena keegoisan mamah.. Ku tulis dlm lirik itu.. Mamah. .tak usah takut aku pergi, mamah tak usah takut aku tinggalkan, mamah. . Tak usah takut aku sedih, karena mu aku mencintai nya, karena mu aku setia, karena mu aku membutuhkanya.. Mamah. . Dirimu tak pernah terganti dalam aliran darah ku.. Mamah. . Cinta ku murni untuk mu, mamah... Oh, mamah.. Petikan gitar mengiri bait demi bait lagu ku, yang terdengar sumbang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar