Sabtu, 06 Desember 2014

Stasiun Simpang Tiga

Di stasiun ini kita di pertemukan kembali.. Di stasiun ini kita pun di pisahkan kembali, kamu.. Pergi untuk mengejar cita cita mu meninggalkan aku di kota kecil ini, dengan bejuta kata manis menenangkan ku..

Rasanya sudah lama kau tak pulang.. Rindu ku sudah menumpuk kasih, kamu terlalu sibuk disana, sampai lupa ada aku yang menunggu mu disini..
Hey sayang... Aku rindu...
Bbm ku hanya di read tanpa ada balasan,
Aku coba mengerti mungkin kondisi mu disana sedang begitu sibuk,
Sayang... Jangan lupa makan yah kamu jaga kesehatan, aku selalu memberi perhatian padanya walau tanpa ada balasan..

Kini kita tak lagi berbicara sebatas menanyakan kabarpun tidak apa lagi menanyakan sedang apa.. Kamu pura pura tak peduli untuk menjauhi aku atau disana sudah ada pengganti ku yang lebih asik..

Rasanya tak adil, apa aku yang bodoh! Apa aku yang terlalu memaksakan apa aku yang begitu menginginkan apa aku yang begitu teropsesi dengan mu.. Aku tau diri siapa aku, aku tau diri...

Kembali aku mencoba mengabari mu, kapan kamu pulang, apa sudah tak rindu dengan ku.. Aku sangat ingin bertemu kamu..
Dia akhirnya menjawab " aku akan pulang pekan depan, pasti aku akan menemui mu.."
Rasanya hati ku tenang, setiap lingkar kalender aku silang memberi tanda berharap hari semakin cepat berlalu, aku begitu merindukan mu.. Sangat merindukan mu..

Akhirnya hari yang ku tunggu datang juga, aku berangkat dari rumah pukul 1 siang, dia blang akan sampai stasiun jam 2, dagdigdug jantung ini rasanya.. Hampir 2 jam aku menunggu disini kereta sudah tiba kenapa aku tak melihat mu.. Kemana kamu.. Tatapan ku mengalih keseluru sudut sudut stasiun ini, tapi tak ku lihat sosok mu.. Aku kembali duduk, menelpon mu tapi tak ada jawaban sms sama sekali tak kau balas, sebenarnya kamu pulang atau tidak. Hampir 3 jam aku menunggu di stasiun, tak lama kemudian sms singkat datang dari mu.. " maaf aku ketinggalan kereta, aku tak jadi pulang hari ini maaf".
Tuhan aku hanya minta kuatkan hatiku.. Jangan menangis disini, berharap yang tak mungkin terjadi aku malu... Aku malu...  Setega ini kamu padaku. Rasanya hancur kecewa ingin marah tapi aku tau diri, kini aku sudah menjadi masalalunya yg tak akan dia ingat lagi.. Mungkin aku terlalu lupa, jika kita bukan lagi sepasang kekasih.
Pantas saja jika aku sudah tak dipentingkan, mungkin dia sudah menemukan seseorang yang membuatnya lupa jika disini ada aku yang masih melihat nya dari belakang..

Aku kembali pulang.. Dengan keadaan lusu tak bersemangat, aku terlalu meratapi kepedihan ku, yang tak terbalas.. Kenapa ? Sepertinya kamu begitu berusaha menjauhi ku,
Tak mungkin menyalakan waktu tak mungkin menyalakan keadaan mungkin aku terlalu takut melepas mu.. Mungkin aku terlalu pecundang mengakui semua yang sudah berbeda, 2 pekan kemudian aku pulang.. Dia mengirim pesan singkat, tapi kenapa aku takut jika kejadian yg lalu terulang lagi.. Aku jalan dari rumah jam 2 menuju stasiun, duduk sebentar kereta itu datang lagi lagi aku gemetar entah rasanya bahagia campur aduk, aku melihatnya aku melihatnya hey.. Aku melambaikan tangan ku, dia tersenyum padaku.. Rasanya ingin sekali memeluk mu.. Hay.. Dia menghampiri ku, apa kabar.. Baik baik sekali jawab ku, dia menatapku dengan senyum yg begitu menawan, aku tak sanggup ingin segera memeluk mu.. Sayaaaaang... Dari belakang dia berdiri seorang gadis seumuran ku berlari menuju kami berdiri, kamu kok tinggalin aku si, dia siapa.. Tanya ku, hm.. Mereka saling menatap, dia tak menjawab pertanyaan ku, perempuan itu yang mengulurkan tanganya dan mengenalkan dirinya bahwa dia adalah kekasihnya. Aku tersenyum simpul, dia cantik sangat cantik aku mundur selangkah rasanya aku tak pantas berdiri disamping mereka, aku tau diri sekarang aku tau kenapa dia sudah tak peduli lagi pada ku, mata ku sudah panas menahan air mata yg mungkin sebentar lagi jatuh, cantik yah.. Ku ucapkan pada mereka selamat yah.. Pasangan yg cocok, dia menatap ku begitu tajam, entah apalah arti tatapan itu.. Sayang aku mau ke toilet dlu yah kta perempuan itu.. Lalu kami saling bertatapan, dia tak hentinya menatap ku, aku tersenyum.. Maafkan aku, aku tidak tau kl kamu sudah memiliki kekasih baru, kl aku tau aku tak akan mengganggu mu lagi.. Maaf yah.. Maaf.. Aku masih saja mengusik mu.. Maaf aku masih mencintai mu.. Aku berbicara sambil menangis karena sudah tak bisa ku bendung lagi sakitnya kenyataan ini.
Stasiun ini saksi cinta kita dulu dan saksi usainya cinta kita sekarang. Salahkah jika aku belum bisa membiarkan cinta mu pergi dari hati ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar